Belajar Peta Konsep

Kemarin siang Pak Ricky memberitahukan arah menuju kantor DataScrip dari arah Pasar Baru via Kemayoran ke Jl. Angkasa. Pagi ini saya datang dari arah pintu keluar tol PRJ, berbekal Peta Jakarta tahun 2005/06 saya pin point: sekarang di sini (where we are now), mau ke situ (where we want to go/ be) dan mencoret-coret arah belokan pada simpul2 jalan (how do we get there). Maka saya berjalan pelan-pelan karena bingung jalannya mencabang sana-sini. Lingkaran-lingkaran putaran tidak tampak dalam peta saya yang sudah ketinggalan versi/ tahun.
Seharusnya bisa belok kanan karena ada cat penunjuk arah di aspal ada arah ke kanan, tapi telah ditutup batu. Saya pikir dalam peta versi terbarupun mungkin batu itu tidak tampak, sehingga harus putar ke kiri lalu U turn ke kanan. Hampir nyasar masuk terowongan. Mundur dan diberikan jalan oleh mobil di belakang saya. Coba kalau tidak, entah saya akan muncul di mana dan harus cari lag: ada di mana, lewat mana. Melihat peta ternyata saya berada pada sisi rel yang lain, di mana saya sering belok ke Bungur Besar tempat Bibi saya. Oh.. ini toh jalan tembusannya.
Sambil tunggu ada kereta api lewat (cepat sekali frekuensinya), saya melihat Gedung DataScrip sebelah kanan jalan. Sebelum rel kereta api lakukan U turn. Saya ragu apakah sudah tiba di Gedung DataScrip (how will we know when we have achieved change). Ternyata saya salah masuk gedung Merpati, dan tidak bisa tembus ke gedung DataScrip yang dibelakangnya. Putar arah lagi. Ketika mau belok masuk Gedung DataScrip saya melihat di depan: itu jalan Benyamin Sueb yang saya lihat ada perempatannya, kayaknya nanti kali berikutnya saya bisa langsung potong (short cut), sehingga tak perlu putar dekat rel.
Akhirnya bertemu dengan Pak Ricky dan kami brainstorming tentang rencana Road Show di tahun 2008, kerja sama untuk menyebarkan Peta Konsep ke sekolah-sekolah SD 4-SMP 3 antara DataScrip menawarkan Stabilo Pen 68, Point 88, Highlighter Cool, dan Exam Grade dengan PKAB.
Mendengar ada berita di Semarang ada sekolah yang bekerja sama dengan DepDikNas untuk membuat bukualbum Peta Konsep dari pelajaran2 tertentu –> ide ini akan dikembangkan secara terpisah.
Dalam perjalanan pulang direncanakan akan lewat Ketapang, sudah diberitahukan oleh Pak Ricky arah-arahnya. Tetapi di jalanan saya melihat kondisi jalan-jalan: ada yang padat dan ada yang kosong. Teringat pernah diajak teman makan-makan kepiting asap di wilayah Sunter dan pulang lewat tol PRJ-Grogol, jadi saya ganti rencana. Berbekal ingatan yang sudah mulai menurun (tambah pikun kata istri saya dan saya selalu berkelit: khan mau jadi professor) dan tanpa lihat peta, saya nyasar ke danau hijau lumut. Putar arah balik ke PRJ. Akhirnya menemukan kembali jalur yang benar.
Sempat dalam perjalanan dalam outer ring road melaju ke Slipi, saya ragu apakah ini arah yang benar? Kalaupun salah arah, ya udah tanggung terusin ajah, nanti juga sampai dengan resiko memutar lebih jauh. Karena kalau mau keluar ke jalan biasa, ughhh, jalanan itu puadat dan banyak lampu merahnya.
Refleksi Perjalanan Ini Dengan Kondisi Anak Didik
Dalam perjalanan saya nyasar arah balik maka terbayang oleh saya skenario: seorang anak didik (saya sendiri) sedang dimarah-marahi oleh gurunya dan orang tuanya: “Khan sudah diberitahu arah dan caranya berulang-ulang menjawab soal ulangan (anggap saja ini adalah Goal/ Tujuan menuju Gedung DataScrip). Kok masih salah atau tidak bisa!”
Dengan adanya kurikulum yang berubah tiap (n) tahun saya ibaratkan gonta-gantinya Peta. Bisa jadi cara yang diajarkan oleh gurunya adalah benar dan tepat bila si anak didik itu berangkat dari titik awal yang sama. Padahal secara kenyataan tiap anak didik adalah berbeda latar belakang, tingkat sosial, kebudayaan dari daerah, pengalaman, dll. Sehingga apakah mungkin bisa dipaksakan untuk menjawab soal tersebut hanya ada 1 jawaban yang benar? Sering terdengar kekecewaan dari orang tua yang protes masalah jawaban anaknya yang secara logika benar tetapi disalahkan karena berbeda dengan kunci jawaban.
Bayangkan betapa panas-dinginnya si anak bila terus menerus disalahkan dan didorong terus maju, karena ia telah kehilangan arah. Benar ia telah melihat landmark (gedung, nama jalan) yang diibaratkan petunjuk cara guru memecahkan soal. Tapi apakah ia melalui arah yang benar? Misal petunjuk nanti dari depan pintu PRJ ambil arah kanan. Kalau ia datang dari sisi yang salah maka ia bisa saja tetap nyasar. Mungkin ia menemukan jalan buntu karena arah jalan yang ditunjukkan telah ditutup batu atau telah menjadi satu arah (one way), ia kebingungan setengah mati.
Menurut pandangan saya seharusnya kita galakkan adalah learning how to learn, yaitu dengan pendekatanSystem Thinking Approach dan penggunaan Peta Konsep kepada anak didik sejak dini.
Sehingga ia hanya perlu:
  • ia tahu ada di mana sekarang (bisa dengan pre-test)
  • tujuan akhir pembelajaran (akan bisa apa setelah selesai mempelajari bahan pelajaran)
  • cara menuju ke sana (membaca peta, cara U turn, mengetahui arah dengan bantuan kompas/ lokasi matahari, cara bertanya kepada orang sekitar, dll). Cara mencari bahan bacaan / gambar dari perpustakaan dan/ atau internet, membuat presentasi, membuat makalah, cara berargumentasi yang baik
  • mengetahui apakah sudah sampai ditujuan (dengan post-test, memperlihatkan portofolionya)
  • mengembangkan pilihan (mencari jalan alternatif bila menemukan kebuntuan/ kemacetan)
Mustinya para pembuat kebijakan pendidikan harus turun masuk ke kelas dan mengalami sendiri dengan mengikuti pelajaran. Ibaratnya: memang mudah memberikan petunjuk arah, dengan berkata: “Ah.. itu mah gampang, saya sudah sering lewat situ waktu saya masih sekolah dulu. Pasti sampai dan bisa seperti saya.” Pertanyaannya: apakah kita membicarakan hal dengan Peta yang sama? Oh ya.. kita sama-sama memakai peta tahun 2004 misalnya. Padahal kondisi jalan yang dialami sudah banyak berubah.
Dengan adanya globalisasi persaingan dengan negara lain semakin membuat kita kedodoran dan tinggal di tempat. Mari kita populerkan Peta Konsep sebagai alat bantu belajar bagi anak-anak kita mulai dari sekarang. Akan saya postingkan cara pembuatan Peta Konsep secara terpisah, atau download BrosurInformasi Tentang PKAB dan Kegiatannya (2 halaman PDF, 437KB).

Menjadi Manusia Pembelajar

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang
masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.

Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).

Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain.

Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Guru mengalokasikan waktu untuk pengulangan selama mengajar.

Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang. Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian, yaitu memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita, memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum, dan memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Mengasah Keterampilan Proses

Untuk memperoleh keberhasilan siswa yang optimal dalam pembelajaran maka salah satu upaya yang penting adalah melatihkan keterampilan proses. Dengan melatihkan keterampilan proses siswa akan lebih mudah menguasai dan menghayati materi pelajaran, karena siswa secara langsung mengalami peristiwa pembelajaran tersebut. Tujuan lain pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:

a) memotivasi belajar siswa karena dalam keterampilan siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
b) memperjelas konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari siswa karena pada hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
c) mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari.
d) mempersiapkan dan melatih siswa dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari untuk bepikir logis dalam memecahkan masalah.
e) mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Hubungan Pembelajaran Kooperatif dan Keterampilan Proses

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Hubungan Pembelajaran Kooperatif dan Keterampilan Proses

Dalam proses belajar mengajar, para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja kelompok, daripada jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Latihan kerja sama sangatlah penting dalam proses pembentukan kepribadian anak.
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi (Ibrahim, 2000,12).

Keterampilan ini amatlah penting untuk dimiliki siswa dalam rangka memahami konsep-konsep yang sulit, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.

Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa siswa-siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan dikerjakan secara bersama-sama (Semiawan, 1992,14). Contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam untuk belajar karena didorong oleh rasa ingin tahu.

Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Hubungan Inkuiri dan Keterampilan Proses

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Hubungan Inkuiri dan Keterampilan Proses

Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Semua konsep yang temukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki (Semiawan, 1992, 15).

Jika kita ingin menanamkan inkuiri dalam diri siswa, maka cara menuangkan informasi sebanyak-banyaknya ke dalam otak siswa tidaklah sesuai dengan maksud pendidikan, anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap satu masalah. Dengan demikian, anak perlu dibina berpikir dan bertindak secara kreatif.

Pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaan fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa.

Inkuiri memberikan peluang, ruang, dan dorongan untuk mempelajari berbagai keterampilan-keterampilan menentukan kapan saatnya memberikan suatu sentuhan, menentukan petunjuk-petunjuk apa yang tepat diberikan pada tiap siswa tertentu, menentukan apa yang tidak perlu dikatakan pada siswa, menentukan cara membaca perilaku siswa pada saat mereka bekerja menghadapi tantangan dan cara merancang suatu situasi pembelajaran bermakna dengan memperhitungkan perilaku tersebut, menentukan kapan pengamatan, hipotesis, atau eksperimen adalah bermakna, menentukan cara bagaimana memberikan toleransi terhadap keragu-raguan, menentukan bagaimana menggunakan kesalahan-kesalahan secara konstruktif, dan menentukan bagaimana membimbing siswa sehingga memberikan mereka keleluasaan kontrol atas eksplorasi mereka tanpa guru kehilangan kontrol atas kelas.

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Tahapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Tahapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Pembelajaran penemuan terbimbing dikembangkan berdasarkan pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis. Menurut prinsip ini siswa dilatih dan didorong untuk dapat belajar secara mandiri. Dengan kata lain, belajar secara konstruktivis lebih menekankan belajar berpusat pada siswa sedangkan peranan guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip untuk diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.

Konstruktivis adalah salah satu pilar dari Contextual Teaching and Learning, dimana siswa diharapkan membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal dan pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar bermakna.

Pembelajaran penemuan terbimbing mempunyai kesamaan dengan pembelajaran berdasarkan masalah dan inquiri yang juga penerapannya berdasarkan teori konstruktivis, maka penemuan terbimbing termasuk salah satu pembelajaran yang sesuai dengan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Menurut Sund (dalam Suryosubroto, 1996: 193), discovery merupakan bagian dari inquiri, atau inquiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolongkan, membuat simpulan dan sebagainya.
Pembelajaran penemuan ada persamaannya dengan pembelajaran berdasarkan masalah.

Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 23), kedua model ini menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan daripada deduktif, dan siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran berdasarkan masalah (PBI) membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan otonom melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mencari penyelesaian terhadap masalah nyata. Namun pembelajaran penemuan dan PBI berbeda dalam beberapa hal yang penting yaitu, pada penemuan terbimbing sebagian besar didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin, dan penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas pada lingkungan kelas.

Berbeda dengan pembelajaran penemuan terbimbing, pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam memilih dan melakukan penyelidikan yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu, karena masalah itu merupakan masalah kehidupan nyata, pemecahannya memerlukan penyelidikan antara disiplin (Arends, 1997).

Tahap-tahap pembelajaran

1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang diberikan guru.

2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Menyajikan / mempresentasikan hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.
Sumber: (Ibrahim dan Nur, 2000: 13)

Karena pembelajaran penemuan terbimbing merupakan pembelajaran penemuan dan bimbingan guru, dan ada persamaannya dengan pembelajaran berdasarkan masalah, oleh sebab itu dalam penelitian ini menggunakan tahapan dengan mengadaptasi dari tahapan PBI.

Carin (1993a) memberikan petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penemuan.
3. Menentukan lembar pengamatan untuk siswa.
4. Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap.
5. Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara kelompok yang terdiri dari 2,3 atau 4 siswa.
6. Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui kesulitan yang mungkin timbul atau kemungkinan untuk modifikasi.

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993a) menyarankan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan.
b. Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan kegiatan prosedur yang harus dilakukan.
c. Sebelum kegiatan dilakukan menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman.
d. Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan.
e. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan.
f. Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran

Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil. Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.

Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah ‘bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1988: 149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988: 149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.

a. Pengertian Konsep
Konsep dapat didefenisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah satunya adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

Tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang kaya dari konsep atau berbagai macam konsep-konsep yang diperoleh para siswa. Oleh karena itu konsep-konsep itu merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku.
Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.

Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining, dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik (Novak dalam Dahar 1988: 150).

George Posner dan Alan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Menurut Ausubel dalam Sutowijoyo (2002: 26) diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif.

Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1) Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
2)Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.
3)Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain.
4) Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.
Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru (Arends, 1997: 251).

b. Cara Menyusun Peta Konsep
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
Langkah 1: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2: mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
Langkah 3: menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
Langkah 4: mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1)Memilih suatu bahan bacaan
2)Menentukan konsep-konsep yang relevan
3)Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif
4)Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.

c. Peta Konsep sebagai Alat Ukur Alternatif
Tes seperti pilihan ganda yang selama ini dipandang sebagai alat ukur (uji) keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang pendidikan tertentu, bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menentukan keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep adalah salah satu bentuk penilaian kinerja yang dapat mengukur siswa dari sisi yang berbeda. Penilaian kinerja adalah bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan dan keterampilan siswa berdasarkan pada pengamatan tingkah lakunya selama melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa selama kegiatan. Menurut Tukman dalam Sutowijoyo (2002: 31) penilaian kinerja adalah penilaian yang meliputi hasil dan proses, yang biasanya menggunakan material atau suatu peralatan (equipment). Penilaian kinerja dapat digunakan terutama untuk mengukur tujuan pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan baik bila menggunakan tes obyektif. Penilaian kinerja mengharuskan siswa secara aktif mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui. Yang paling penting, penilaian kinerja dapat memberi motivasi untuk meningkatkan pengajaran, pemahaman terhadap apa yang mereka perlu ketahui dan yang dapat mereka kerjakan. Berdasarkan teori belajar kognitif Ausubel, Novak dan Gowin (1984) dalam Dahar (1988: 143) menawarkan skema penilaian yang terdiri atas: Struktur hirarki, perbedaan progresif, dan rekonsiliasi integratif.

Struktur hirarkis, yaitu struktur kognitif yang diatur secara hirarki dengan konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. Perbedaan progresif menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan bentuk lebih banyak kaitan-kaitan proporsional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif. Rekonsiliasi integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara kumpulan-kumpulan konsep atau proposisi. Dalam peta konsep, rekonsiliasi integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara kumpulan-kumpulan konsep (Dahar,1988: 162)

Selanjutnya Novak dan Gowin memberikan suatu aturan untuk mengikuti penilaian numerik jika skoring dipandang perlu. Pertama, skoring didasarkan atas preposisi yang valid. Kedua, untuk menghitung level hirarkis yang valid dan untuk menskor tiap level sebanyak hubungan yang dibuat. Ketiga, crosslink yang menunjukan hubungan valid antara dua kumpulan (segmen) yang berbeda adalah lebih penting daripada level hirarkis, karena mungkin saja ini pertanda adanya penyesuaian yang integratif. Keempat, diharapkan siswa dapat memberikan contoh yang spesifik dalam beberapa kasus untuk meyakinkan bahwa siswa mengetahui peristiwa atau obyek yang ditunjukan oleh label konsep.

Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
1) Pohon Jaringan.
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25)

Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Menunjukan informasi sebab-akibat
- Suatu hirarki
- Prosedur yang bercabang

Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
1) Rantai Kejadian.
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian
dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen.

Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Memerikan tahap-tahap suatu proses
- Langkah-langkah dalam suatu prosedur
- Suatu urutan kejadian

2) Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. Gambar 2.5 memperlihatkan siklus tentang hubungan antara siang dan malam.

3) Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b) Kategori yang tidak paralel
c) Hasil curah pendapat

Proses mengajarkan strategi belajar digunakan dua pendekatan pengajaran utama, yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik (Nur 2000b: 45). Pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Dalam melatihkan strategi belajar secara efektif memerlukan pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional tentang strategi-strategi belajar. Pengetahuan deklaratif tentang strategi-strategi tertentu termasuk bagaimana strategi itu didefinisikan, mengapa strategi itu berhasil, dan bagaimana strategi itu serupa atau berbeda dengan strategi-strategi lain. Siswa juga memerlukan pengetahuan prosedural, sehingga mereka dapat menggunakan berbagai macam strategi secara efektif. Di samping itu juga menggunakan pengetahuan kondisional untuk mengetahui kapan dan mengapa menggunakan strategi tertentu.

Salah satu alasan menggunakan pengajaran langsung dalam mengajarkan strategi belajar adalah karena pengajaran langsung diciptakan secara khusus untuk mempermudah siswa dalam mempelajari pengetahuan deklaratif dan prosedural yang telah direncanakan dengan baik serta dapat mempelajarinya selangkah demi selangkah (Arends 1997) dalam Nur (2000b: 46).
Pada Tabel 2.2 sintaks pengajaran langsung yang diadaptasikan untuk mengajarkan strategi belajar, dan dilengkapi dengan teori yang mendukung sebagai landasan pelaksanaan pengajaran strategi belajar.

Tahap-tahap Pengajaran Langsung dalam Melatihkan Strategi Belajar
Tahap 1
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Memotivasi siswa.

Tahap 2
1. Secara klasikal menjelaskan strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep.
2. Memodelkan strategi Mengarisbawahi dan membuat peta konsep.

Tahap 3
Melatihkan siswa menggunakan strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep dibawah bimbingan guru.

Tahap 4
1. Memeriksa pemahaman siswa terhadap strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep
2. Memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep.

Tahap 5
Melatih sisawa untuk menerapkan strategi belajar menggarisbawahi dan membuat peta konsep secara mandiri.

Tahap 6
1. Mengevaluasi tugas latihan menggarisbawahi dan membuat peta konsep.
2. Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran

Kata Bijak Januari 2011x - Powered by Google Docs

Kata Bijak Januari 2011x - Powered by Google Docs


Tahapan Pembuatan Peta Konsep | KSU Pointer

Tahapan Pembuatan Peta Konsep


peta-konsep

  1. Lakukan Brainstorming selama 10-15 menit per sesi. Ketika Central disebutkan maka konsep apa saja yang terlintas di benak dituliskan terlebih dahulu. Jangan lakukan penilaian apakah relevan atau mau diletakkan di mana.
  2. Kategorisasikan/kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan hirarki konsep mana yang umum, mana yang menjadi ranting dan mana yang menjadi daun (detail).
  3. Mulai layout/gambarkan konsep-konsep tersebut.
  4. Tarik garis antar konsep tersebut.
  5. Pergunakan warna, ikon, dan asosiasi untuk menambah cantiknya peta konsep yang dihasilkan.

Jika dicermati hanya terdapat 5 langkah sederhana seperti di atas. Tetapi di balik kesederhanaannya, peta konsep mirip bentuk dan cara kerja sel otak kita menyimpan informasi. Nucleus = Centrum, Axon = Dahan, Dendrite = Ranting, Synapse = Hubungan ke Map lainnya (kemampuan multi map).

otak

Penggunaan warna, ritme (gambar ketebalan dahan, ranting ke daun), layout (spasial), ikon dan asosiasi (menghubungkan ikon dan analogi) untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang sudah melekat di otak membantu otak mengingat lebih baik, karena melibatkan lebih banyak panca indra, otak juga melakukan proses asimilasi pengetahuan baru terhadap pengetahuan yang sudah mengendap sebelumnya.

Setelah peta konsep itu jadi, maka kemampuan otak kanan secara visual dan holistik serta gestalt yang memicu. “Kayaknya ada yang kurang dan saya bisa tambahkan lebih lanjut”, akan meneruskan pengembangan peta tersebut. Kemampuan alami otak kanan yang random akan tersalurkan ketika ada sebuah konsep baru muncul, maka otak kiri mulai bekerja menganalisa sebaiknya diletakkan di mana.

Ketika melihat peta secara keseluruhan dari jauh maka otak kanan bekerja (seperti seseorang menilai/mengagumi lukisan) dan ketika tertarik pada suatu lokasi maka otak kiri mulai bekerja secara logis dan analitik.

Sinergis antara dua belahan otak kanan dan kiri inilah yang membuat peta konsep itu sedemikian powerfulnya. Harus sering menggunakan baru bisa merasakan manfaatnya. Karena sepintas peta konsep yang digambar secara manual berantakan tidak beraturan.

Help Others and Share Our Compassion

Sekelompok Kijang di padang rumput mencari makan,.

mereka senang gembira mencari makan sambil bermain-main,. sekali-sekali melompat-lompat kegirangan,.
mereka terus berjalan berkelompok,. berjalan,. dan berjalan,.
mereka tidak takut dengan Singa,.
di sebelahnya ada sekelompok Singa,.
Kijang tetap berlari-lari gembira,.
sesekali Singa mencoba mengincar anak kijang,. namun ternyata lari Kijang jauh lebih kencang,.
mereka cukup berlari-berlari dan tetap bebas,.
merumput di sebelah kelompok Singa,.
kalau kita pikir,. mengapa kita harus pusing memikirkan Singa? asal kita terus berlari tentunya tidak mungkin Singa mampu mengejar Kijang,.
dan kita tidak perlu benci dengan orang yang menyakiti kita,. karena mereka mencari makan dengan cara begitu,.
jadi, kitapun tidak usah khawatir dengan semua kejahatan, kebencian, dendam, maupun pikiran negatif penuh rasa curiga di dunia ini,.
asalkan kita terus berlari,. kita toh tidak akan terkejar mereka,. biarkan mereka berada di sekitar kita,.
dan kita terus berlari,. karena rejeki begitu banyak,.
rumput begitu banyak,.
lalu Pak,. kalau ada orang yang menyakiti kita bagaimana?
biarkan saja,.
daripada mikirin Singa kita malah ngga bisa cari makan nanti rumput-rumput hijau di sekeliling kita menjadi mubazir,.
hanya dua macam Kijang yang mati dimakan Singa,.
1. anak Kijang yang belum bisa berlari,. atau Kijang tua yang sakit,.
2. Kijang yang enggan berlari,.
selebihnya,. ngapain mikirin Singa? Kijang cantik melenggak-lenggok di depan kita,. perlu kita kejar-kejaran sepanjang hari,.
mari kita terus berlari,.
dan terus berpikir positif,.
Help others and share our compassion.

Kehendak Bebas

satu hal yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah Kehendak bebas,.
sehingga kita bisa lebih unggul dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya,.
sebetulnya jauh sebelum Manusia mulai ada, semut-semut telah mengenal team work,.
semut telah mengenal kerja sama, membentuk jembatan semut, tangga semut, komunikasi, kerja sama menyerang lawan, membunuh siapapun yang lewat, belalang, lalat, bahkan laba-laba!
semut membentuk koloni sebelum manusia ada,.
mengapa Manusia bisa menjadi unggul? apa yang membedakan kita dengan makhluk hidup lainnya?
Kehendak bebas,.
oleh karena itu, kita mulai dari diri sendiri mulai berpikir, apakah kelebihan kita itu telah kita manfaatkan sepenuhnya?
bila di kantor, kita dibimbing menjadi kerja team, untuk menjadi spesialis, sebagai efek dari ditemukannya otomatisasi ban berjalan oleh Ford, akhirnya kita menjadi seperti mesin,.
semua pekerjaan dibuat menjadi sistim ban berjalan, setiap orang menjadi spesialis,.
dengan demikian pekerjaan menjadi efisien dan efektif,.
benarkah demikian??
benarkah bahwa dengan kita menjadi ahli produksi, ahli Sales, ahli advertising, maka kita semakin unggul?
benarkah bahwa konsep penghasilan tetap lebih baik untuk manusia?
benarkah konsep 8-5 kerja mulai jam 8 sampai pulang jam 5 sore paling efektif?
benarkah pembagian tugas memang yang terbaik untuk efektifitas kerja?
seperti pada waktu jaman agriculture, maka dengan ditemukannya mesia, dan sistim ban berjalan, maka industrialisasi mampu melipat gandakan efektifitas kerja manusia,.
Nah, hal yang sama, dengan ditemukannya internet, maka sekarang ini bukan lagi era industri, namun era informasi,.
apa artinya itu?
artinya kita harus lebih peka terhadap keunggulan kita, Kehendak bebas!
dengan menjadi bebas tentunya,.
jangan heran kalau di masa depan,. orang-orang yang bekerja dari rumah memiliki efektifitas 50 kali lipat pekerja kantoran atau di pabrik!
jangan heran kalau online business membuat setiap manusia menjadi independen,. bebas!
kehendak bebas akan menuntun kita memasuki era informasi,.
manusia akan bekerja secara independen,.
manusia akan bekerja secara komite,. setiap komite memiliki anggota team yang tanggung jawabnya sama, tidak dibagi-bagi tugasnya,.
jangan heran, nantinya perusahaan seperti Hewlett Packard akan menjadi seperti Walt Disney,. menjadi konsultan independen yang setiap Karyawannya memimpin unit bisnis dengan supplier, R&D, production, Distributor, yang dimiliki oleh masing-masing outsource company,.
dan Hewlett Packard akan menjadi Consulting Company,.
yang karyawannya menjadi independen satu sama lain, membentuk beberapa komite di dalamnya,.

Masalah Klasik Dalam Hidup

sering kita temui masalah klasik yang kita hadapi sehari-hari,.
bekerja stress,.
kita butuh refreshing,.
butuh hiburan,.
hidup penuh dengan tekanan,. penuh dengan beban,.
rasanya hidup kok sibuk dengan mencari makan dan bayar hutang???
benarkah hidup itu seperti itu?
sebenarnya, apa yang salah dalam hidup kita kok rasanya kita ini setiap kali kekurangan waktu, dan kekurangan duit,.
coba kita telaah satu per satu,.
anda bekerja sebagai karyawan,.
sampai kapan? cukupkah untuk membiayai hidup anak-anak anda? pastikah masa depan anda? apa langkah selanjutnya sekiranya ada PHK, pensiun atau turun jabatan?
anda seorang bapak yang istrinya telepon konsultasi ke saya karena bapaknya dipaksa bekerja sampai larut malam hanya karena ditekan supaya mengundurkan diri,.
ya ampuun,.
banyak orang bilang,. saya tahu pekerjaan saya ini tidak dapat mencukupi kebutuhan masa depan, tapi kemana lagi harus mencari pekerjaan?
seakan-akan kita ini seperti robot yang tahunya hanya berangkat pagi pulang malam menjalankan job description,.
sesungguhnya,
kita tidak perlu merasa kurang waktu,.
atau kurang uang,.
atau terlalu stress,.
sekiranya kita mengerti bahwa esensi hidup ini adalah simbiosis mutualisma,.
kita lihat bunga-bunga berkembang cerah, dihinggapi kupu-kupu yang sekaligus menjadikan proses pembuahan,.
semuanya alami,.
kitapun senantiasa harus yakin bahwa manusia memiliki daya pikir yang lebih daripada bunga atau kupu-kupu dan lebih jeli melihat simbiosis mutualisma,.
misalnya anda rasakan,. apa kebutuhan masyarakat?
mungkinkah masyarakat butuh jajanan pasar? bubur ayam, lapis legit? pisang goreng kalimantan?
lihatlah setiap hari Martabak TOP BANDUNG sibuk tiap malam, yang antri juga senang apalagi setiba dirumah,.
wow lezatnya,.
mungkinkah masyarakat butuh pendidikan? maka pendidikan kursus sekolah musik & vokal berjamuran,.
mungkinkah masyarakat butuh gunting rambut express?
10 menit? yang bersihinnya pakai vacuum cleaner?
mungkinkah masyarakat butuh hand spa? foot spa? neck spa?
Untuk apa untuk siapa kita bekerja?
untuk menolong kebutuhan masyarakat,.
masyarakat butuh apa?
itulah esensi tugas hidup kita,.
dan kita senantiasa merasa gembira dan tentram dalam melayani kebutuhan masyarakat,.

Rejeki Datang Pada Saat Kita Memberi

Hidup sangat terasa berat, setiap hari beban terasa tidak lagi mampu kita panggul. Setiap orang tidak mau mengerti kita. Kita adalah orang paling tak beruntung dimuka bumi. Mengapa demikian? Karena kita memikirkan diri kita sendiri.
"Hidup akan terasa lebih mudah pada saat kita memikirkan orang lain. Dengan memikirkan orang lain, maka kita tidak lagi melawan dunia, tetapi merangkul dunia, dan kita membantu orang lain untuk mencapai tujuannya, dan oleh karena itu kita akan menjadi lebih baik. Rejeki datang pada saat kita memberi." Seperti kata Ben Renshaw, dalam bukunya Successful But Something is Missing, Daring To Enjoy Life To The Full, 2000, Random House, London.
"Alam mengajarkan, apa yang kamu berikan kepada alam akan kembali kepadamu," lanjut James.
"Bagaimana mungkin kita mengharapkan semua orang mau membantu kita, kalau diri kita tidak membantu orang lain? Banyak orang yang mengatakan, mereka yang menanam akan menuai. Darimana datangnya rejeki kalau kita tidak pernah menanamnya?" tanya James.
Kehidupan sejati bukanlah antara kita melawan Dunia.
Kadang timbul rasa
khawatir dalam hidup kita, mengapa kok hidup terasa sulit? Mengapa orang-orang kok tidak mau mengerti kita? Mengapa si anu kok dipromosi sedangkan saya yang lebih berpengalaman kok tidak?
Mengapa si anu kok
lebih berhasil sedangkan saya kok kurang?
Efek dari ambisi yang dilandasi oleh Ego adalah:
1. Kebanggaan terhadap achievement, akhirnya kebanggaan terhadap kekuasaan 2. Rasa khawatir bahwa dirinya tidak cukup bagus (not good enough) 3. Selalu timbul rasa tidak puas 4. Merasa hidup sebagai beban berat.
Seperti cerita wortel, telor dan biji kopi. Wortel menghadapi kehidupan (godokan air) yang tadinya kuat menjadi lemas, kehilangan semangat. Telor yang tadinya selalu pemaaf, menghadapi kerasnya kehidupan akhirnya menjadi terpengaruh, dan menjadi keras.
Tetapi biji kopi, mempengaruhi godokan air kehidupan dan menjadikan air harum dan nikmat.
Pada waktu itu, tergantung bagaimana Anda menghadapi hidup. Kalau di pikiran Anda adalah antara Anda melawan Dunia, tentu hal ini sulit.
Tetapi bila Anda masuk mengikuti arah Dunia berputar, segalanya terasa mudah. Kuncinya? Melayani orang lain.
Setiap orang di dunia ini memiliki rasa ingin berhasil. Dan pada saat yang sama memiliki problem.
Nah, kalau kita bisa memahami ini, maka setiap saat kita bisa melayani orang lain untuk memperoleh keberhasilan.
Dengan demikian, bukan memaksakan orang lain mengikuti Anda tetapi membuat mereka mencapai tujuannya mereka, dengan dibantu Anda.

6 Kebutuhan Dasar Manusia (Fundamental Needs) Antony Robin

Sesungguhnya setiap manusia akan bertindak sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, entah itu dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar. Anthony Robbins membagi 6 kebutuhan dasar manusia.
1. Certainty (Kepastian)
Manusia membutuhkan kepastian untuk hidup tenang dan merasa aman serta terhindar dari hal-hal yang menyakitkan. Kepastian keuangan, kepastian cinta, kepastian pekerjaan, jaminan masa depan dan lain-lain.
2. Variety (Variasi)
Sesuatu yang selalu pasti juga menimbulkan kebosanan. Karena itu manusia membutuhkan variasi. Kebutuhan untuk kita berubah secara fisik dan mental. Kejutan, surprise adalah hal-hal yang membuat hidup kita tidak monoton, membuat kita bergairah dan merasakan sensasi yang berbeda dari keseharian kita.
3. Significance (Merasa penting)
Setiap manusia membutuhkan perasaan bahwa dia penting, unik, istimewa, diinginkan, dibutuhkan dan sebagainya. Dia akan melakukan apa saja untuk merasa penting entah dengan cara positif seperti menjadi juara, mencapai sesuatu, memiliki uang yang banyak, berdandan berbeda dari yang lain dan seterusnya. Atau dengan cara negatif dengan menjadi nakal, menggunakan narkoba, menjadi preman yang ditakuti orang dan sebagainya.
4. Connection/Love (Terhubung/cinta)
Setiap orang membutuhkan perasaan terhubung dengan manusia lainnya. Manusia akan mencari cara agar dia merasa dikasihi dan diterima serta menjadi bagian dari orang lain.
5. Grow (Bertumbuh)
Salah satu kebutuhan manusia yang penting adalah bertumbuh. Tanpa pertumbuhan, hidup tidak layak dijalani dan kita merasa mati.
6. Contribution (berkontribusi)
Manusia perlu merasa berguna bagi orang lain. Ini memenuhi kebutuhan spiritualnya bahwa dia bisa memberikan kasih kepada orang lain dan berguna bagi orang lain.
Photobucket
Empat kebutuhan pertama di atas merupakan kebutuhan pribadi sedangkan dua kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan spiritual manusia. Besar kecilnya masing-masing kebutuhan dalam diri seseorang dengan yang lainnya berbeda. Ini yang membedakan prioritas dan keputusan seseorang dengan yang lainnya, tergantung apa yang penting bagi mereka. Manusia akan berusaha mengejar dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya baik dengan cara positif maupun negatif. Karena itu penting bagi setiap kita untuk berusaha menjawab kebutuhan pribadi pasangan kita.
Selingkuh menggunakan sarana apa saja, secara tradisional maupun menggunakan peralatan canggih termasuk FB dan BB selalu ada. Ada teman yang berkomentar bahwa sebagai istri jangan gaptek, harus secara periodik memeriksa BB suami. Pengecekan semacam itu boleh juga, namun yang terpenting justru membangun hubungan komunikasi yang lebih baik dan usaha memenuhi kebutuhan pribadi pasangan. Ketika manusia merasa diawasi, dilarang dan sebagainya justru dia akan melakukan secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya jarak emosional dan kedekatan dengan pasangannya semakin jauh. Selain itu timbul rasa persaingan diantara mereka, siapa yang menjadi pemenangnya? Mereka merasa berada pada dua sisi yang berlawanan. Jika dibiarkan berlarut-larut maka hubungan emosional keduanya akan terputus.
Photobucket
Dalam video seminar Anthony Robbins, ada seorang peserta pria sedang kecanduan bermain band dan dia merasa terpisah dengan istrinya dalam segala hal selama beberapa bulan terakhir. Dia merasa mereka mempunyai pandangan yang berbeda, nilai-nilai dan hobi yang berbeda pula. Istrinya berusaha menghalangi dia bermain band agar mereka punya waktu bersama lebih banyak. Jika sang pria menolak maka terjadilah pertengkaran. Meskipun pria ini merasa sesungguhnya dia memiliki kehidupan yang secara umum cukup baik namun dia sedang mempertimbangkan untuk bercerai. Satu-satunya yang masih menjadi bebannya adalah putri kesayangannya yang berusia 5 ½ tahun. Setelah digali lebih lanjut, ternyata sang pria merasa penting dan dihargai saat bermain band, sesuatu yang tidak dia peroleh di rumah. Dengan bermain band dia memiliki significance: perasaan penting, dipuja fans; variety: mencoba berbagai jenis musik dan lagu baru, connection: terhubung dengan rekan-rekan dan penonton, grow: bertumbuh bersama rekan-rekan pemain musik serta contribution: memberi hiburan bagi penontonnya dan dihargai karenanya. Hampir seluruh kebutuhannya terpenuhi saat dia bermain band. Meskipun istrinya baik, mengasihinya namun semuanya berjalan rutin dan membosankan. Tony menyarankan untuk si pria, pihak yang memiliki kesadaran untuk mempertahankan rumah tangganya, agar selama 90 hari ke depan berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pasangannya tanpa menuntut sesuatu sekecil apapun dari istrinya. Konsentrasi utamanya, adalah memenuhi kebutuhan emosional istrinya. Setelah 90 hari, barulah mulai bicarakan kebutuhan pribadinya sedikit demi sedikit dengan pasangannya.
Dalam video itu, ditayangkan perkembangan hubungan mereka setelah 6 bulan. Ternyata rumah tangga mereka dipulihkan. Pasangan suami istri ini saling berbagi kisah perubahan mereka. Setelah sang pria memenuhi kebutuhan emosional istrinya selama 90 hari maka sang istripun berusaha memenuhi kebutuhan emosional suaminya. Setiap orang yang memberi, maka diapun akan diberi begitu rumus dalam sebuah hubungan. Setelah kebutuhan emosionalnya terpuaskan, sang istripun secara natural memenuhi kebutuhan emosional suaminya. Istrinya mengijinkan suaminya bermain band. Namun anehnya, ketika sang istri mengijinkannya, sang suami justru merasa sesungguhnya bermain band tidaklah terlalu berharga untuk dilakukannya. Dia lebih suka berkonsentrasi pada pekerjaan dan rumahtangganya. Kehidupan rumahtangga mereka meningkat baik finansial maupun kualitas hubungan antar pribadi. Mereka berbahagia dan puas.
Belajar dari pengalaman kisah diatas, sesungguhnya di balik setiap tindakan manusia terdapat kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi. Masalahnya bukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Ketika kebutuhan pribadi seseorang terpenuhi maka masalah akan selesai secara alami. Mari kita belajar memenuhi kebutuhan orang-orang yang kita kasihi!

Dunia Ilmu Marketing: Enam Kebutuhan Penting Manusia Yang Perlu Diketahui Oleh Para Marketer

Dunia Ilmu Marketing: Enam Kebutuhan Penting Manusia Yang Perlu Diketahui Oleh Para Marketer

Enam kebutuhan ini diilhami dari konsep dasar motivator dunia yaitu Anthony Robbins dalam Date With Destiny, yang mana menurut beliau bahwa kebutuhan manusia itu pada dasarnya adaenam jenis. Jika kita bisa memenuhinya dalam hal pelayanan kita, maka sudah bisa dipastikan mereka akan mengikuti keinginan kita.
1. Kebutuhan akan kepastian dan kenyamanan
Manusia secara umum pastinya membutuhkan rasa aman dan pasti dalam kehidupannya. Ini juga berlaku pada saat orang hendak membeli sesuatu barang atau jasa. Kita sebetulnya juga bisa menerapkan jenis kebutuhan ini terkait dengan produk atau jasa kita, misal dengan memberikan garansi uang kembali jika ternyata produk kita tidak sesuai dengan keinginan mereka, sehingga mereka tidak merasa kena tipu dengan produk kita dan yang paling penting dalam hal ini adalah sama-sama diuntungkan.

2. Kebutuhan akan variasi atau ketidakpastian
Selain membutuhkan adanya kepastian dan kenyamanan dalam hidup setiap manusia, mereka juga sebetulnya membutuhkan suatu hal yang tidak bersifat monoton. Contoh jika kita suka akan ayam goreng, namun seandainya kita makan ayam goreng berturut-turut selama setahun, mungkin yang timbul dalam pikiran jadi tidak suka karena merasa nek atau bosan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan dunia pemasaran, jika semua orang berjualan baju dengan mode yang sama, mereka juga merasa bosan karena tidak mempunyai pilihan. Seandainya ada pedagang lain yang menjual dengan baju dengan tipe berbeda tentu mereka akan meninggalkan kita.
Oleh karena itu, inovasi suatu produk sangat diperlukan dalam industri pemasaran.

3. Kebutuhan akan kesamaan
Jika ada penawaran produk yang berbunyi "Produk terlaris, murah dan berkualitas" mungkin kebanyakan dari orang-orang akan tertarik untuk membelinya, sehingga hal ini memicu semakin banyak orang lain yang ikut untuk membeli produk tersebut. misal teman kita ketika sedang memilih baju bingung karena banyaknya pilihan, namun kita memberikan pilihan bahwa baju yang kita pilihkan kualitas dan motifnya sangat bagus dan sudah banyak orang yang membelinya, niscaya teman kita akan mau dengan pilihan kita karena adanya referensi yang meyakinkan.

4. Kebutuhan akan sesuatu yang eksklusif dan berbeda
Banyak orang berani membeli sesuatu yang mahal harganya hanya karena ingin tampil berbeda dengan orang lain, hal ini yang disebut eksklusif. Kebanyakan dari tipe orang yang seperti ini adalah kalangan menengah keatas, yang sudah tidak memikirkan kebutuhan dasar mereka.

5. Kebutuhan akan sesuatu yang lebih baik dari biasanya
Misal ada orang yang membeli handphone dengan tipe terbaru dan harganya lumayan mahal, dengan model dan harga yang lebih baik atau mahal, mereka merasa tingkat kehidupannya juga semakin membaik, sehingga orang lain pun juga berpikir demikian.

6. Kebutuhan akan penghargaan
Misal dalam suatu iklan ada penawaran "Eksklusif, jumlah terbatas, hanya untuk kalangan orang sukses, tidak semua orang bisa memilikinya". Maksudnya yaitu setiap orang mempunyai perasaan untuk dihargai, merasa lebih dari orang lain, merasa sudah berhasil, dll.
Kalimat penawaran yang menimbulkan perasaan berarti, merasa dihargai, akan lebih efektif dan mengena, daripada penawaran yang standar dan biasa-biasa saja.

Dari enam kebutuhan diatas, jika kita bisa menerapkan dalam setiap penawaran produk kita, mungkin kemungkinan terjadinya pembelian akan lebih meningkat. Namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi segmen pasar yang ada, baik dari segi ekonomi, gaya hidup dan sebagainya.

ZOEGENK0505 BLOG: Bagaimana Membangun Pipa Kekayaan Untuk Meraih Kebebasan Finansial

ZOEGENK0505 BLOG: Bagaimana Membangun Pipa Kekayaan Untuk Meraih Kebebasan Finansial

Pada zaman dahulu kala, begitu kisah ini dimulai, ada dua orang saudara sepupu yg tinggal di tempat itu. Keduanya dikenal punya semangat dan ambisi yg kuat untuk menggapai kemajuan. Yang pertama bernama Pablo, yang kedua bernama Bruno. Keduanya tinggal dalam rumah yg berdampingan di desa kecil dalam lembah itu.
Keduanya adalah pemuda yg penuh semangat dan berkemampuan tinggi. Keduanya juga memendam cita-cita yg sama tingginya. Keduanya sama-sama ingin menggapai bintang dilangit utk mewujudkan impian-impiannya.
Keduanya sering berkhayal, suatu saat nanti mereka akan menjadi orang yang paling kaya di desa itu. Mereka berdua sama-sama cemerlang dan sangat tekun dalam bekerja. Yang mereka perlukan hanyalah kesempatan utk mewujudkan impian itu. Kata pepatah, utk menjadi sukses kesiapan haruslah bertemu dengan kesempatan. Dan, keduanya sama-sama siap.
Pada suatu hari, apa yang mereka tunggu selama ini datanglah. Kesempatan itu muncul secara tiba-tiba. Kepala desa itu memutuskan mempekerjakan mereka utk membawa air dari sungai yg terletak di pinggir desa, ke tempat penampungan air yg terletak di tengah desa tsb. Pekerjaan itu dipercayakan kepada Pablo dan Bruno.
Tidak menunggu perintah selanjutnya, keduanya langsung membawa dua buah ember dan segera menuju ke sungai. Sepanjang siang keduanya mengangkut air dengan ember. Menjelang sore, tempat penampungan air sudah penuh sampai ke permukaan. Kepala desa menggaji keduanya berdasar jumlah ember air yg masing-masing mereka bawa.
“Wow, apa yg kita cita-citakan selama ini akan terkabul!” teriak Bruno gembira.
“Rasanya sulit dipercaya, kita mendapatkan penghasilan sebanyak ini”.
Namun, Pablo tidak berhenti sampai disitu. Dia tidak yakin begitu saja. Pulang ke rumah, Pablo merasakan punggungnya nyeri semua. Kedua telapak tangannya juga lecet-lecet.? Semua itu disebabkan dua ember berat berisi air yg dibawanya bolak-balik dari sungai ke penampungan air sepanjang hari tadi. Begitu pagi tiba, perasaannya jadi kecut karena harus pergi bekerja. Tidak ingin punggung dan tangannya bermasalah lagi, Pablo justru berpikir keras mencari akal bagaimana caranya mengangkut air dari sungai ke desa tanpa harus terluka. Tanpa harus menanggung rasa nyeri di punggung. Tanpa melakukan hal itu semur hidupnya.

Pablo, Si Manusia Saluran Pipa
“Bruno, aku punya rencana,” kata Pablo keesokan harinya, setelah semalam tak bisa tidur memikirkan jalan keluar pekerjaan mereka. Sambil membawa ember-ember mereka masing-masing dan mereka pun menuju ke sungai, Pablo melanjutkan, “Daripada kita mondar-mandir setiap hari membawa ember ke sungai dan hanya mendapatkan beberapa sen per hari, mengapa tidak sekalian saja kita membangun pipa saluran air dari sungai ke desa kita.”
Bruno langsung menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba.
“Saluran pipa air! Ide dari mana itu!” kata Bruno tegas.
“Kita kan sudah mempunyai pekerjaan yg sangat bagus dan menghasilkan uang dengan mudah, Pablo. Aku bisa membawa seratus ember sehari. Dengan upah satu sen per ember, berarti penghasilan kita bisa satu dolar per hari! Aku akan menjadi orang kaya. Dan ini berarti pada setiap akhir minggu aku bisa membeli sepasang sepatu baru. Pada setiap akhir bulan, aku bisa membeli seekor sapi. Setelah enam bulan kemudian, aku bisa membangun sebuah rumah kecil. Kau melihat, tidak ada pekerjaan semenguntungkan mengangkut air di desa ini. Lagipula, pada setiap akhir minggu kita mendapat libur. Setiap akhir tahun kita juga mendapat cuti dua minggu dengan gaji penuh. Kita akan hidup dengan sangat layak, dilihat dari sudut manapun. Jadi, buang jauh-jauh idemu utk membangun saluran pipa airmu itu.”
Tapi Pablo tidak putus asa. Dia tetap bersikukuh pada idenya itu. Dengan sabar dia menerangkan bagaimana proses membangun pipa salurannya itu kepada sahabatnya. Bruno tak beranjak sedikitpun dengan tawaran Pablo.
Akhirnya, Pablo memutuskan utk bekerja paruh waktu saja. Dia tetap bekerja mengangkuti ember-ember itu. Sementara sisa waktunya, ditambah libur akhir minggunya, dia pakai utk membangun saluran pipanya itu.
Sejak awal melakukan pekerjaannya ini, dia telah menyadari akan sangat sulit membangun saluran pipa itu dari sungai ke desanya. Menggali di tanah keras yg mengandung banyak batu jelas tak kalah menyakitkannya dengan luka lecet dan punggung nyeri karena mengangkut air.
Pablo juga menyadari, karena upah yang dia terima sekarang berdasarkan jumlah ember yang diangkutnya, maka penghasilannyapun secara otomatis menurun. Dia juga sudah sangat paham bahwa dibutuhkan waktu satu atau dua tahun sebelum saluran pipanya itu bisa berfungsi seperti yg dia harapkan.
Namun, Pablo tak pernah kendur dengan keyakinannya. Dia tahu persis akan impian dan cita-citanya. Sebab itu dia terus bekerja tanpa kenal lelah.
Melihat apa yg dilakukan Pablo, orang-orang desa dan Bruno mulai mengejek Pablo. Mereka menyebutnya “Pablo si manusia saluran pipa”. Bruno, yg punya penghasilan dua kali lipat dibandingkan Pablo, hampir setiap saat membangga-banggakan barang baru yg berhasil dibelinya. Dia juga selalu mengatakan Pablo bodoh karena telah meninggalkan pekerjaan yg jelas-jelas menghasilkan banyak uang itu.
Bruno juga telah berhasil membeli seekor keledai yg dilengkapi pelana yg terbuat dari kulit baru. Dia menambatkan keledainya itu dirumah barunya yg kini terdiri dari dua lantai. Dia juga membeli baju-baju yg indah dan hampir selalu terlihat makan di warung-warung. Panggilannya sehari-hari juga sudah berubah. Kini orang-orang di desa memanggilnya Mr. Bruno! Mereka selalu menyambutnya kemanapun ia pergi. Bruno juga tak segan-segan mentraktir para penyambutnya ini dengan minum-minum di Bar, karena mereka selalu ikut tertawa ketika ia menceritakan lelucon-leluconnya.

Tindakan-Tindakan Kecil dengan Hasil Besar
Kini, pemandangan kontras mulai tampak diantara kedua sahabat itu. Sementara Bruno asyik berbaring santai di hammock (tempat tidur gantung berupa jaring) pada sore hari, pada akhir minggu, Pablo tampak terus berlelehan keringat menggali saluran pipanya. Pada bulan-bulan awal, Pablo memang tak menunjukkan hasil apapun dari usahanya. Tampak betul bahwa pekerjaannya sangat berat. Bahkan jauh lebih berat dari pekerjaan yg dilakukan Bruno. Selain harus tetap bekerja pada akhir minggu, Pablo juga bekerja di malam hari.
Tapi Pablo selalu mengingatkan pada diri sendiri bahwa cita-cita masa depan itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan yg dilakukan hari ini. Dari hari ke hari dia terus menggali. Centi demi centi!
Pepatah yg selalu diingat Pablo adalah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Dia selalu bersenandung setiap mengayunkan cangkulnya ke tanah yg mengandung batu karang. Dari satu centimeter, menjadi dua centi meter, sepuluh centi meter, satu meter, duapuluh meter, seratus meter, dan seterusnya….
Pablo mulai melihat hasil kerja kerasnya….
Ibarat pepatah yang lainnya lagi, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Kata-kata itu selalu dia tanamkan pada dirinya setelah dia kembali ke gubuknya yg sederhana, sepulang dari bekerja. Tubuhnya amat lelah setelah seharian menggali saluran pipa. Dia sudah bisa memperkirakan keberhasilan yg bakal dicapainya. Lalu dia akan berusaha keras utk mencapainya, hari itu juga. Pablo sangat yakin, kerja kerasnya ini akan menghasilkan kekayaan yg jauh lebih besar daripada tenaga dan waktu yg sudah dia keluarkan saat ini.
“Fokuslah pada imbalan yg akan kau peroleh dari pekerjaanmu”. Kata-kata itu terus diingat Pablo, dan dia ulang-ulang setiap akan pergi tidur. Sementara hampir setiap saat, dari bar desa itu dia selalu mendengar gelak tawa yg kerap mengiringinya ke alam mimpi.
Fokus, fokus,fokus…. Imbalannya pasti jauh lebih besar….

Keadaan Menjadi Terbalik
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Dan pada suatu hari, Pablo menyadari saluran pipanya sudah tampak setengah jadi. Ini berarti dia hanya perlu berjalan separuh dari jarak yg biasa ia tempuh untuk mengambil air danau itu. Waktu yg tersisa, kini, dia gunakan utk menyelesaikan saluran pipanya. Saat-saat penyelesaian saluran pipanya pun semakin dekat dan nyata….
Setiap saat beristirahat, Pablo menyaksikan sahabatnya Bruno yg terus saja mengangkat eber-ember. Bahu Bruno juga tampak semakin lama semakin membungkuk. Dia tampak menyeringai kesakitan, meski sering berusaha dia sembunyikan. Langkahnya juga semakin lamban, akibat kerja keras setiap hari. Bruno merasa sedih dan kecewa karena merasa “ditakdirkan” untuk terus menerus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya.
Bruno semakin jarang tampak bersantai-santai di tempat tidur gantungnya. Dia lebih sering terlihat di Bar. Begitu melihat kedatangan Bruno, orang-orang di Bar itu biasanya akan saling berbisik, “Eh lihat, Bruno si manusia ember”. Mereka juga saling tertawa geli saat beberapa orang mabuk meniru postur tubuh Bruno yg sudah membungkuk dan caranya berjalan semakin tampak terseok-seok. Bruno tidak lagi pernah mentraktir teman-temannya di Bar, atau menceritakan lelucon-lelucon tanda kegembiraan. Dia lebih suka duduk sendiri di sudut gelap yg ditemani botol-botol minuman keras di sekelilingnya.
Akhirnya, terjadi juga kegemparan di desa itu. Saat bahagia Pablo pun tiba. Saluran yg dia bangun sudah selesai. Hampir semua orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipanya menuju ke penampungan air? di desa. Sekarang, desa itu sudah bisa mendapat pasokan air bersih secara tetap. Bahkan penduduk desa yg sebelumnya tinggal agak jauh dari tempat itu kemudian pindah mencari tempat yg lebih dekat dengan sumber air itu.
Setelah saluran pipa itu selesai, Pablo tidak perlu lagi membawa-bawa ember. Airnya akan terus mengalir, baik dia sedang bekerja maupun tidak. Air itu terus mengalir, baik dia sedang bekerja maupun tidak. Air itu terus mengalir, baik saat dia makan, tidur ataupun bermain-main. Air itu tetap mengalir di akhir minggu ketika dia menikmati banyak permainan. Semakin banyak air yg mengalir ke desa, semakin banyak pula uang yg mengalir ke kantung Pablo.
Pablo yg tadinya terkenal dengan julukan Pablo si Manusia Saluran Pipa, kini menjadi lebih terkenal dengan sebutan Pablo si Manusia Ajaib. Para politisi memuji-muji dia karena visinya yg jauh kedepan. Mereka meminta ?Pablo mau mencalonkan diri sebagai walikota. Tetapi, Pablo paham sekali apa yg sesungguhnya dia capai bukanlah sebuah keajaiban. Ini semua sebenarnya barulah langkah awal dari suatu pencapaian cita-cita yg besar. Memang benar, nyatanya Pablo mempunyai rencana yg jauh lebih besar daripada apa yg sudah dihasilkan di desanya.
Pablo sesungguhnya berencana membangun saluran pipa kekayaannya di seluruh dunia!

Mengajak Teman-Temannya untuk Membantu
Saluran pipa membuat Bruno si Manusia Ember kehilangan pekerjaan. Pablo sangat prihatin melihat sahabatnya itu sampai merasa perlu mengemis-ngemis minuman di bar. Karena iba, Pablo berniat menemui Bruno.
“Bruno, saya datang kesini untuk meminta bantuanmu,” kata Pablo.
Bruno meluruskan dulu bahunya yg bongkok baru kemudian menjawab, “Kau jangan menghina saya.”
“Tidak. Saya datang kesini bukan untuk menghina. Saya justru ingin menawarkan peluang bisnis yg amat bagus. Dua tahun lamanya saya bekerja utk bisa menyelesaikan pembangunan saluran pipa saya yg pertama. Tetapi, selama dua tahun tsb saya belajar banyak hal. Saya jadi tahu alat-alat apa saja yg harus digunakan. Saya juga lebih paham tempat mana yang harus saya cangkul duluan, dan tempat mana yg keras dan sulit dicangkul. Saya juga semakin mengerti dimana seharusnya menanam pipa-pipa itu. Dan selama saya bekerja, saya juga rajin mencatat apa yg telah saya lakukan. Oleh sebab itu, sekarang ini saya sudah mampu mengembangkan sebuah cara yg lebih baik utk membangun saluran-saluran pipa lainnya.”
Setelah diam sejenak, Pablo melanjutkan. “Sebetulnya saya bisa saja membangun saluran pipa itu sendirian dalam waktu setahun. Tetapi, rasanya saya harus berpikir, untuk apa saya harus menghabiskan waktu satu tahun hanya untuk membangun satu saluran pipa itu. Rencana saya adalah mengajari kamu dan orang-orang lain yg tertarik, cara membangun saluran pipa. Nantinya, kamu dan orang-orang yang sudah saya ajari itu mengajarkan lagi kepada orang-orang baru lainnya lagi. Begitulah seterusnya… Sampai suatu saat nanti, setiap desa di wilayah ini sudah memiliki saluran pipa. Lalu, saluran pipa ini menyebar ke setiap desa di negara kita. Bahkan akhirnya, pipa-pipa seperti ini akan ada di semua desa seluruh dunia.”
“Coba kamu renungkan baik-baik,” lanjut Pablo, “Nantinya kita bisa mengutip sejumlah uang utk setiap galon air yg dialirkan melalui saluran-saluran pipa tsb. Semakin banyak air yg mengalir melalui saluran-saluran pipa tsb, semakin banyak pula uang yg akan masuk ke kantung kita. Pipa yg baru selesai saya buat ini, sebenarnya bukanlah akhir dari cita-cita saya. Justru pipa saya itu merupakan awal dari cita-cita.”
Akhirnya, Bruno menyadari betapa besar potensi bisnis yg ditawarkan sahabatnya itu. Dia tersenyum, kemudian mengacungkan tangannya yg lecet-lecet kepada sahabatnya. Mereka berjabat tangan, kemudian berpelukan. Bagaikan dua orang sahabat lama yang sudah tidak berjumpa.

Peluang Usaha Saluran Pipa di Dunia Pembawa Ember
Tahun demi tahun pun berlalu. Pablo dan Bruno sudah lama pensiun. Usaha saluran pipa mereka yg mendunia terus-menerus mengalirkan ratusan juta dollar per tahun ke rekening-rekening bank mereka. Ketika mereka jalan-jalan di desa, kadang-kadang mereka melihat beberapa orang pemuda. Mereka tampak sibuk mengangkuti air dengan ember.
Kedua sahabat masa kecil ini selalu berusaha mengajak pemuda-pemuda seperti itu untuk berbincang-bincang. Mereka selalu mengisahkan kisah hidup mereka sebagai pembawa ember sampai kemudian menjadi pembangun saluran pipa. Lalu mereka menawarkan bantuan, untuk membangun saluran pipa. Tetapi, hanya sedikit diantara mereka yg mau mendengarkan nasihat mereka dan bersedia meraih peluang untuk melakukan usaha membangun saluran pipa mereka sendiri. Memang menyedihkan, melihat banyak diantara pembawa ember itu menolak tawaran tersebut. Bruno sering merasa heran dengan alasan-alasan yg selalu mereka kemukakan.
“Saya tidak ada waktu.”
“Teman saya bilang bahwa dia kenal orang yg berusaha membangun saluran pipa tetapi ternyata gagal.”
“Hanya mereka yg lebih dulu terjun dalam usaha saluran pipa ini yg akhirnya bisa sukses.”
“Seumur hidup, dari nenek moyang hingga orangtua saya, hanya mengenal pekerjaan saya sebagai pengangkut ember. Saya akan tetap mempertahankan profesi saya itu.”
“Saya tahu, ada orang-orang yg akhirnya merugi karena membangun saluran pipa seperti itu. Jadi saya tidak mau mengikuti jejak mereka. Saya tak mau merugi.”

Pablo dan Bruno benar-benar prihatin melihat mental para pembawa ember ini. Ternyata ada banyak sekali orang yg tidak punya VISI tentang masa depan mereka. VISI tentang bagaimana hidup mereka beberapa tahun mendatang. Tetapi akhirnya mereka pasrah saja.
Mereka sadar bahwa hidup di dunia yg masih didominasi oleh mental pembawa ember ini, semuanya bisa terlihat statis. Hanya sedikit saja mereka yg berani dan punya ambisi untuk mencapai kesuksesan melalui saluran pipa.
(Diterjemahkan dari buku The Parable Of The Pipeline Karya Burke Hedges dan Steve Price)