Kedelai 4 meter tahu tempe bisa murah lagi… « Asal Omong, Ya?!

WWW.BIOP2000Z.COM,,HUB PAK dR LISTIYANTO
Pemasaran:
Dr. Ir. Listyanto, MSc.
HP. 0812-1046-4648

SUARA MERDEKA - NASIONAL

PEnelitian Melihat Laboratorium Pantai Ir Sumarno (1)

Rojolele pun Bisa Tumbuh di Tanah Berpasir


SM/Anto Prabowo DI ATAS PASIR: Ir Sumarno menunjukkan bukti bahwa padi rojolele pun bisa tumbuh di lahan pasir, di kawasan Pandan Simo, yang tergolong marginal dan miskin unsur hara.(57)

Para nelayan tidak selamanya bisa melaut, karena pertimbangan cuaca yang tidak bersahabat, misalnya. Untuk mengisi hari-hari penantian tersebut, Ir Sumarno menawarkan solusi. Berikut laporannya.

KETIKA alam tidak ramah, ketika ombak badai terlalu kuat untuk ditaklukkan, nelayan biasanya memilih untuk tidak melaut. Tak ada yang bisa dilakukan selain memperbaiki jaring dan kapal, untuk persiapan melaut lagi. Masa menunggu di darat itu semakin lama, ketika iklim semakin sulit untuk diprediksi, sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.

Sesungguhnya, ada jawaban atas problema itu, sekalipun mungkin baru secercah sinar. Solusi itu ada di laboratorium pantai yang terletak di Desa Srandaan, Pandan Simo, Bantul Yogyakarta. Adalah Ir Sumarno (62), yang merintisnya mulai 7 tahun lalu.

Hamparan pasir, diselingi tanaman perdu kleresede dan ketapang, mendominasi kawasan yang dinamai Sultan Ground itu. Tetapi suasana di kawasan laboratorium sungguh berbeda. Banyak tanaman produktif bisa dibudidayakan di sana. "Ada 17 komoditas pertanian yang dibudidayakan di sini. Ada padi rojolele, kacang tanah, bawang merah, jeruk sunkis, jeruk nipis, sawo, pisang, jagung, bahkan juga kelengkeng bisa berbuah. Anda bisa lihat sendiri nanti," kata Sumarno, Direktur Utama CV Indmira.

Di laboratorium pantai yang luasnya sekitar 2,5 hektare itu, terdapat belasan petak lahan (sekitar 2,5 x 15 meter persegi) untuk padi rojolele. Pada petak yang padinya sudah bermalai dan berbuah, ada jaring penutup untuk melindunginya dari serangan hama burung.

Perlakuan terhadap rojolele memang khusus. Karena tanaman ini membutuhkan genangan air, maka petak-petak lahan padi itu berlandaskan plastik untuk menahan air. Yang menarik, padi-padi yang baru saja dipanen, tidak dicabut dari lahan. Sisa batang bekas potongan panen dibiarkan menumbuhkan tunas-tunas baru. Sumarno mengatakan, satu bibit bisa untuk tiga kali panen. "Ini kan bisa menghemat biaya tenaga kerja dan mengolah sawah."

Hasil panen rojolele di kawasan itu bisa mencapai setara 8 ton per hektare. Hasil itu bisa tiga kali lipat dari panen riil di tingkat petani, yang menggunakan bibit unggul. Tetapi, itu hasil laboratorium, dengan intensitas perhatian dan pengelolaan yang tinggi.

Hasil dari tanaman lain kacang tanah bisa mencapai setara 5,4 ton per hektare (di tingkat petani paling banyak 1,5 hektare). "Jeruk sunkis bisa 5 kg/ pohon/ 6 bulan. Jeruk nipis yang jumlahnya 80 pohon, bisa dihasilkan 30 kg per 2 bulan," kata Budi, salah seorang pengelola laboratorium itu.

Hasil yang ditunjukkan itu tentu merupakan titik cerah. Tidak hanya bagi nelayan yang bisa memanfaatkan waktu mereka saat tidak melaut, tetapi juga bagi dunia pertanian Indonesia secara keseluruhan.

Tidak Mudah

Sesungguhnya, membuat kawasan pantai yang gersang dan marjinal, bukanlah pekerjaan mudah. Selain kandungan hara tanahnya miskin, angin laut juga bisa membuat daun-daun tanaman menjadi gosong, khususnya jika habitat asli tanaman itu bukan dari pantai..

Tetapi, Sumarno memilih kawasan itu bukan tanpa maksud. Logikanya, jika pada kawasan yang marjinal itu bisa ditumbuhkan tanaman-tanaman produktif, tentu pada lahan relatif lebih subur hal itu lebih mudah dilakukan.

"Yang saya lakukan adalah mencoba dan terus mencoba. Kuncinya, jangan cepat putus asa, jangan cepat menyerah."

Mengatasi angin laut yang ganas, ia memanfaatkan tanaman cemara udang (Casuarina equisetifolia) sebagai tabir angin. Selain itu, ia terus menerus menguji coba formula untuk merehabitlitasi lahan (soil treatment) dan membuat tanaman lebih kuat.

Masalah Baru

Pilihannya pada cemara udang sebagai tabir angin laut, dan bukan pohon bakau (mangrove), ternyata tepat. Menurut Prof Dr Suhardi, Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, cemara udang lebih sesuai untuk lahan yang berpasir, dengan angin laut yang kencang. Pada usia tiga tahun cemara udang itu mampu menahan tsunami. Sedangkan bakau lebih sesuai untuk daerah pantai yang berlumpur, biasanya di muara sungai atau daerah cekungan belakang pulau.

Kini keduanya telah dicapai secara simultan; tanaman cemara sebagai tabir angin telah tumbuh dengan kokoh, dan formula-formula baru -yang kandungannya 60-90 unsur hara makro-mikro, zat tumbuh, dan asam-asam organik- sudah didapatkan. Lahan yang dia sewa selama 11 tahun dari para warga Desa Srandaan itu semakin mudah untuk dikelola.

Tetapi ada masalah baru. Ia harus menyerahkan kembali lahan yang disewanya sampai 2011 ke Pemerintah Kabupaten Bantul pada 1 Juni 2007. Apa pasal? Kawasan Pandan Simo itu akan dijadikan lahan eksplorasi pasir besi, yang investornya berasal dari Australia.

Sekalipun berusaha tampak tegar, Sumarno mengaku sangat sedih menghadapi kenyataan ini. Dia sedih bukan hanya karena investasi lebih dari Rp 1 miliar yang dikeluarkannya untuk berbagai eksperimen di lahan ini. Tetapi sedih karena ia mengharapkan daerah ini bisa menjadi objek ekowisata pendidikan.

Di objek wisata itu, warga masyarakat -termasuk para mahasiswa dan pelajar-tidak hanya melihat laut, mendengar deburannya, serta menikmati kesejukan udara di bawah pohon-pohon cemara. Tetapi sekaligus juga melihat bukti nyata, bahwa tanah yang gersang dan marjinal pun bisa diolah menjadi produktif, selama kita berusaha.

"Secara kalkulasi ekonomi, saya yakin, yakin sekali, kalau manfaat daerah ini sebagai ekowisata pendidikan, jauh lebih tinggi jika hanya dieksplorasi pasir besinya. Banyak sektor lain yang bisa ditumbuhkan," kata dia menerawang.(Anto Prabowo-41)

PT. Kreatif Energi Indonesia

Dari Lumut Solar Mengalir


Dua puluh tahun bergaul dengan alga, Soemarno selalu mengalami hal serupa. Saban kali menyentuh tumbuhan itu, tangannya menjadi licin, seolah dilumasi minyak. Pengusaha pupuk organik asal Yogyakarta ini yakin betul, alga pasti menyimpan kadar minyak yang tinggi. Toh, yang diincar Soemarno dari alga adalah protein untuk pupuk. Jadi, urusan minyak tadi tak digubrisnya lebih lanjut.

Pada Mei 2006, pemerintah me- ngeluarkan keputusan bahwa tumbuhan jarak pagar dan kelapa sawit dimasukkan ke program nasional pengembangan biodiesel. Soemarno, 60 tahun, tiba-tiba teringat pada kandungan minyak dalam ganggang tersebut. Ide segar segera melintas. Dia ingin menambang solar dari alga, yang di tempatnya disebut lumut.

Ternyata ide ini bukan cuma ada di kepala Soemarno. Di benua seberang,Australia , para ilmuwan yang tergabung dalam South Australia's Research and Development Institute (SARDI) menyimpan cita-cita serupa. Menurut temuan awal mereka, potensi tanaman ini untuk menjadi sumber biodiesel bisa berlipat. Jarak pagar dan kelapa sawit bahkan diduga tak ada apa-apanya dibanding si alga.

Sebuah proyeksi oleh ahli alga di oilgae.com menyebutkan, setiap hektare alga mampu mengalirkan 40.000-120.000 liter biosolar per ta hun, 20-80 kali lipat yang dihasil- kan tumbuhan jarak pagar. "Dalam tiga tahun ke depan kami berharap sudah bisa membuat proyek produk- si," kata juru bicara SARDI, Kevin Wil Hams. Pada Juli lalu lembaga itu meng- alokasikan US$ 1 juta (sekitar Rp 9 miliar) untuk penelitian ini.

Modal Soemarno untuk menyedot biosolar tentu jauh lebih kecil diban ding SARDI. la hanya menyisihkan 100 meter persegi—dari 100 ribu me ter persegi lahannya—untuk berta- nam alga. Dalam dua bedeng beralas terpal, ia membudidayakan alga hi- jau jenis Microsystis sp., Scenedes- mus sp., Tetraselmis cui, Spirulina sp., dan Chlorella sp.

Kepada Tempo, Soemarno meng-aku bahwa selama proses pembiak- an, ia tak mengalami masalah ber-arti. Misteri yang harus dipecahkan adalah bagaimana cara mengilang minyak yang dikandung alga.

Misteri itu dapat dia pecahkan bulan lalu. Pemilik perusahaan pupuk CV Indmira di Pakem, Sleman, itu mencampurkan senyawa dengan keasaman tinggi umpama asam klorida ke alga. Lalu proses pemisahan minyak mulai dilakukan. Hasilnya? Minyak biodiesel (10 persen), air (10 persen) dan limbah (80 persen).

Ini sungguh kabar gembira, seti-daknya bagi Soemarno. Karena, de ngan kadar limbah 80 persen pun, dia tetap untung. Limbah itu tetap dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk.

Ada lagi kabar yang lebih menggembirakan. Biodiesel buatan Soemarno ini serupa dengan biosolar yang dijual di pasaran. Tanda-tandanya, "Saat kami dekatkan dengan api, minyak dari alga ini terbakar," katanya kepada Tempo pekan lalu.

Saat dipakai di mobil, brumm..., kendaraan melaju lancar. "Minyak alga ini bisa langsung dipakai," ujar Fahmi Rosyadi, mitra kerja Soemarno









Bayangan menjadi Mat Solar van Yogya segera terlintas. Kurang lebih inilah hitung-hitungan di kepala Soe-marno. Setiap meter persegi bedeng- nya menghasilkan 3 kilogram alga yang dapat dipanen 10 hari sekali. Jadi, dari 100 meter persegi lahan percobaannya, dia dapat memanen 30 kilogram alga. Dari jumlah itu, tiga kilogram bakal menjadi biodiesel.

Artinya, jika ia bertani di lahan seluas 1 hektare, Soemarno dapat mengalir- kan 10.800 kilogram biodiesel per ta- hun. Angka itu masih jauh dari target- nya: 40 ribu liter per hektare. Memang masih banyak yang harus dia sempur- nakan. Misalnya, alga yang dia tanam masih cukup manja. Tumbuh mengam- bang di atas permukaan air, alga itu langsung rusak bila sekali saja terpercik hujan. Karena itu Soemarno kini sedang berburu alga yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.

Ternyata dunia juga tengah membu-ru alga terbaik sebagai penghasil bio- solar. SARDI umpamanya. Lembaga ini memprioritaskan penemuan alga unggul. "Kami akan mulai (dengan) memilih alga dari alam, membawanya ke laboratorium, lalu menghitung ang ka pertumbuhan serta produksi minyak- nya," Williams membeberkan strategi lembaganya.

Mestinya Indonesia diuntungkan da lam perburuan alga unggul ini. Kita me-miliki sekitar 5.000 jenis alga. Beberapa di antaranya mungkin dapat menghasil kan banyak biodiesel.

Tatang Hernas Soerawidjaja, Ketua Forum Biodiesel Indonesia, mengatakan kepada Tempo,soal lain yang tak kalah penting adalah menemukan teknik budi daya terbaik untuk menanam alga secara massal dan berkelanjutan. Sudah ada satu metode untuk ini, yakni metode sirkuit.

Pada teknik ini, alga ditanam di ko- lam memanjang mirip sirkuit balap. Di garis start, benih alga ditaburkan. Semakin dewasa, tumbuhan itu digeser ke arah garis finish. Pergeseran diatur agar saat menyentuh garis finish, alga telah siap panen.

Dia yakin, suatu ketika alga bakal menjadi sumber biodiesel penting. Ia memperkirakan, kejayaan tumbuhan ini dalam industri perminyakan bakal terwujud sebelum tahun 2025. Tahun ini telah ditetapkan sebagai Tahun Energi Terbarukan. "Mestinya saat itu alga sudah menjadi sumber baru biodiesel. Jadi, penelitian serius mestinya sudah harus dimulai," ujarnya.

Tatang, yang juga menjabat Ketua Pusat Penelitian Pendayagunaan Sum ber Daya Alam dan Pelestarian Ling kungan Institut Teknologi Bandung, sejalan dengan sejawatnya, Masrizal, Asisten Deputi Urusan Sistem Jaringan Ilmu Pengetahuan Kantor Kementerian Riset dan Teknologi. "Memang, potensi alga sangat besar," ujar Masrizal.

Ia mengatakan, jarak dan sawit ter-pilih sebagai tanaman untuk program nasional biodiesel karena penelitian kedua tanaman itu sudah lebih maju. Padahal kedua tumbuhan ini bukan tanpa kelemahan. Misalnya, minyak dari jarak pagar baru bisa dipanen setelah tahun kelima.

Silakan membandingkan dengan algs Soemarno, yang bisa dipanen 10 hari sekali.

Tanggal Tayang : 14-12-2006
Sumber : Tempo

SUARA MERDEKA - NASIONAL

PEnelitian Melihat Laboratorium Pantai Ir Sumarno (2-Habis)

Sampah pun Bisa Jadi Sumber Solusi


SM/ Anto Prabowo BUNKER SAMPAH: Ir Sumarno menjelaskan proses pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi bahan pupuk lewat pembakaran. Alat ini dirancangnya, dan ia siap memberikan pengetahuan pada semua pihak yang berminat. (30)

SIAPAKAH Ir Sumarno? Pastilah banyak yang mengira bahwa gelar insinyur yang disandangnya berkaitan dengan bidang pertanian. Jangan terkejut jika perkiraan itu salah. Sumarno seorang sarjana teknik sipil lulusan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sampai tahun 1995 ia menjalani profesi sebagai kontraktor. Setelah itu ia penuh menggeluti bidang pertanian.

Mungkin peralihan ini dirasa aneh oleh kebanyakan orang. Bukankah dalam pandangan umum gengsi bidang konstruksi lebih prestisius dibanding pertanian? Apakah dia patah arang dengan bidang yang dipelajarinya di universitas dan digelutinya sebagai profesi hingga belasan tahun?

Terhadap pertanyaan-pertanyaan itu, ia hanya menjawab, "Bidang teknik sipil di Indonesia jalan di tempat," tanpa mau menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan "jalan di tempat" itu. Di saat lain ia bilang, "Bidang pertanianlah kunci kemajuan Indonesia di masa depan. Kalau bidang ini maju, dan mayoritas warga negeri bisa sejahtera, maka bidang-bidang lain pun turut menerima berkahnya."

Hanya dari Aryo (29) putra sulungnya, sekelumit tentang latar belakang peralihan profesi itu terungkap. "Bapak merasa tidak nyaman terus bekerja di bidang yang harus mengorbankan kejujuran dan kualitas. Ya, Mas tahu sendirilah. Kondisi itu yang mendorong Bapak banting setir," tuturnya.

Dengan peralihan itu tidak berarti sama sekali Sumarno melupakan bidang teknik sipil yang lama digelutinya. Ia akan bergairah bercerita tentang rumahnya, yang dibangun tanpa menggunakan sebongkah pun batu gunung sebagai fondasi. "Saya menggunakan fondasi plat beton. Biaya pembangunannya bisa hemat 48%. Biarlah batu-batu itu tetap di gunung-gunung dan menyatu dengan ekosistem di sana. Kalau di Yogya saja sekitar 500 truk batu diambil dari gunung dalam sehari, berapa dalam setahun. Itu baru Yogya. Bayangkan, bagaimana ekosistem kita ini akan hancur karena eksploatasi itu."

Ia pun sangat antusias ketika mengemukakan gagasan tentang dam bawah tanah, sebagai pengganti bendungan. Serta juga tentang energi listrik gaya tarik planet, yang lebih sesuai untuk Indonesia yang berpulau-pulau.

Dari banyak cerita dan gagasan yang terlontar, bisalah disimpulkan Sumarno seorang pembelajar dan eksperimentalis alias gemar bereksperimen. Spirit seperti itulah yang mendasarinya ketika menggeluti bidang pertanian.

Mulai 1985

"Saya ini anak petani. Pada akhirnya saya harus kembali ke pertanian. Bidang ini kunci kemajuan Indonesia. Sayang sangat terabaikan," kata pria kelahiran Kulonprogo, 62 tahun lalu itu.

Ia mulai menekuni bidang pertanian pada tahun 1985, lewat aktivitas sederhana yakni mencangkul dan menanam sayuran dan buah-buahan dibantu dua orang yang sangat setia hingga sekarang. "Uang dari menjadi tukang bangunan, saya tanamkan di bidang pertanian, untuk berbagai percobaan. Tahun 1991 saya menemukan prinsip-prinsip untuk memperbaiki lahan kebutuhan tanaman akan unsur-unsur hara yang bervariasi. Baru tahun 1995 saya memutuskan untuk menekuni penuh pertanian, melepas pekerjaan di bidang konstruksi."

Dalam 10 tahun bermetamorfosis itu, ia sangat tertarik pada gagasan back to nature dari Pertemuan Rio de Janairo 1992 yang dihadiri delegasi 179 negara di bawah prakarsa PBB. Tetapi ia merasa konsep kembali ke alam (back to nature) itu merupakan gagasan besar yang mengambang, sehingga masing-masing delegasi perlu menerjemahkannya sesuai dengan konteks dan kebutuhan negara masing-masing.

"Yang jelas, untuk kondisi Indonesia, hal itu tidak bisa diterjemahkan sebagai pertanian organik yang hanya mengandalkan kompos dan pupuk kandang semata. Sekarang bayangkan, kalau diperlukan 20 ton pupuk kandang atau 5 ton kompos per hektare per musim, berapa yang dibutuhkan untuk 6 juta hektare lahan sawah di Jawa? Saya kira telek (kotoran ñred) sapi se-Indonesia nggak mencukupi," kata bapak dua putera, Aryo (29) dan Andi (27), ini.

Menurut Sumarno, prinsip yang harus dipegang dalam back to nature itu adalah bahwa tanah yang telah dieksploitasi dalam proses revolusi hijau yang terjadi hampir di seluruh bagian bumi, harus dipulihkan kembali.

Dia mencontohkan, dalam satu musim tanam, rata-rata sawah menghasilkan 5 ton gabah per hektare, dalam setahun (2 kali musim tanam) 10 ton, dalam 20 tahun berarti 200 ton gabah. Hasil itu didapat dari kandungan hara dan air di dalam tanah, ditambah asupan yang ditebar sebagai pupuk.

Sedangkan yang dimasukkan dalam lahan, tuturnya, dalam setahun kira-kira 1.000 kg pupuk, dalam 20 tahun paling-paling 20 ton. Itupun, asupannya hanya unsur N (dari urea), P (dari TSP) dan K. "Eropa saja, yang asupannya mencapai 16 unsur hara makro dan mikro mengalami degradasi lingkungan karena revolusi hijau itu. Mereka merasakan efeknya pada kesehatan manusia. Yang terjadi di negeri ini tentu jauh lebih parah. Pantas kalau tanah kita makin tidak produktif," katanya dengan nada yang berapi-api.

Manfaatkan Sampah

Di tahun 90-an, setelah lima tahun melakukan berbagai uji coba, ia menemukan prinsip kebutuhan tanaman, melalui analisis abu. Secara umum, pada tanaman segar terdapat unsur air sebanyak 85% dan unsur padat 15%.

Lewat analisis abu diketahui, unsur padat ini terdiri atas 90% kandungan organik (C-H-O), lalu sisanya unsur hara makro dan mikro dengan proporsi bobot 250 (makro) dibanding 1 (mikro). Yang tergolong unsur hara makro misalnya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dsb. Sedangkan unsur mikro antara lain, besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), dan boron (Br).

"Nah, pada tanaman rata-rata terdapat 60-90 unsur hara makro dan mikro. Itu yang harus disediakan dalam pupuk, bersama dengan zat perangsang tumbuh dan asam-asam organik. Tidak hanya soal ketersediaan unsur-unsur, yang juga perlu diperhitungkan adalah proses pertukaran ion-ion di dalam tanah. Prinsip ini yang saya pegang," kata Direktur Utama CV Indmira, yang bidang usahanya meliputi produksi pupuk, konsultan pertanian, serta budidaya tanaman itu.

Dengan berpegang pada prinsip di atas, ia melihat bahwa sampah-sampah rumah tangga sangat berguna sebagai bahan dasar pupuk. Kata "pupuk" sering ia pertukarkan dengan "soil treatment", karena menurutnya proses pemupukan akan sangat efektif jika bersamaan dengan itu terjadi rehabilitasi lahan. Atau sebaliknya, rehabilitasi lahan sangat membantu efektivitas pemupukan.

Sampah-sampah itu diambil abunya. Selain itu, asapnya pun diperangkap dalam filter. "Abu dan asap yang difilter ini bisa menjadi bahan dasar pupuk. Tentu tidak hanya itu, ada beberapa unsur lain yang perlu ditambahkan lagi."

Tentang "unsur lain" itu, ia menyebut alga sebagai salah satu komponen yang sangat penting, karena kandungan klorofil dan asam amino yang demkian tinggi. Indonesia memiliki kekayaan alga laut yang luar biasa. Jepang pun memanfaatkannya untuk produksi sun-cholrela, yang diproduksi di Jember, Jawa Timur. "Kita kalah pandai dalam memanfaatkan kekayaan alam kita sendiri."

Ia pun menunjukkan bunker tempat pembakaran sampah di kantor pusat Indmira, Jl Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta. Ada dua bagian pengolahan sampah itu. Pertama, bunker tempat pembakaran sampah, yang dibagi menjadi tiga tingkat, yakni untuk sampah basah paling atas, lalu sampah bakar bagian tengah, dan abu di bagian paling bawah. Bagian kedua adalah bunker filter asap. Asap yang dihasilkan oleh pembakaran sampah ditarik dengan bantuan blower ke bunker filter. Secara periodik filter ini dicuci. Air cucian ini yang menjadi komponen pupuk cair.

Menurutnya, semua jenis sampah selain beling dan logam dapat dimanfaatkan abunya maupun asapnya, untuk jadi pupuk. "Plastik pun bisa. Pada abu dan asap cair itu, terhadap berbagai unsur hara yang berguna bagi tanaman. Pada kelompok-kelompok tani binaan Indmira, ada bunker untuk pembakaran sampah. Abu dan asap cairnya kami beli. Anda yang dari luar kota pun bisa mencoba. Tidak perlu mengirim abu ke sini, tapi cukup ditambahkan unsur pelengkap dari kami, untuk menjadi pupuk. Tidak mahal pembuatan bunker itu, cukup Rp 10 juta."

Bayangkan, ketika banyak daerah kesulitan mengelola sampah-sampah kota, Ir Sumarno memiliki solusinya. Tidak sekadar meringkas sampah menjadi abu (yang volumenya 15% dari sampah basah), tapi juga memanfaatkan abu itu untuk pupuk organik.

Jatuh Bangun

Proses menjalankan berbagai eksperimen selama bertahun-tahun, membutuhkan keteguhan hati yang luar biasa, selain tentu biaya yang sangat tinggi. Itu yang terjadi pada Sumarno. Tahun 1995, ketika ia merasa telah menghasilkan "sesuatu yang baru dan berguna" bagi masyarakat Indonesia, ia melepas pekerjaan kontraktornya. Tapi selama tiga tahun ia mengalami kesulitan memasarkan produknya. Baru tahun 1998, lewat multi-lever-marketing (MLM) Forever Young, produk itu bisa diterima masyarakat.

Kini boleh dibilang ia tinggal memetik hasilnya. Perusahaan yang dibangunnya, CV Indmira, memiliki pabrik pupuk organik dengan kapasitas produksi 200.000 liter pupuk cair dan 50.000 kg pupuk padat per bulan. Ada 70 tenaga kerja yang siap membantunya, termasuk 17 sarjana berbagai bidang, yang bekerja di riset dan pengembangan di berbagai laboratorium pertanian dan tambak, di bagian produksi, maupun pemasaran. (Anto Prabowo-41)

Pertanyaan:
Dinda dan cita-cita yang tidak konsisten?
kum-kum
-beda cita-cita dengan profesi
-attitude, moralitas.
-cita-cita : nilai apa yang diperjuangkan.

Testimoni: Perjalanan hidup seorang sahabat dari Solo

assalamu'alaikum warah matullahi wabbarakhatuh....

salam sejahtera bagi bapak heppy sekeluarga.

Allhamdulillah akhirnya kemaren di Semarang saya secara pribadi langsung
bisa menyampaikan rasa terimakasih saya.
karena berkat petunjuk Allah yang disampaikan dengan perantara bapak saya
sekarang sangat..sangat optimis menghadapi
masa depan terutama bagaimana memperjuankan kelayakan hidup anak,istri dan
seluruh karyawan saya.
pasti sebelum terimakasih kepada bapak saya sudah terlebih dahulu
menghaturkannya kepada Allah..SWT.beserta sujud syukur saya.

Pak Happy, dulu saya punya kartu kredit hampir all bank ( -+ 38 kartu ) belum lagi ditambah KTA ( kredit tampa agunan ) rata2 dari bank asing
maaf saya pikir saya tidak usah menyebutkan nominalnnya.
saya dulu betul2 panik menghadapi semua ini,karena usaha saya masih bisa
hidup dan berjalan hannya ditopang " UTANG ".
Allhamdulillah setelah bertemu bapak.untuk sementara saya masih
kalut,bagaimana sy menyelamatkan keluarga dan usaha saya.
tapi setelah saya berpegang teguh kepada apa yang bapak sampaikan ke saya
waktu di hotel Lorin Solo,saya dengan enjoi menghadpi semuanya.
yang sangat tertanam dalam benak kepala saya waktu itu :
*-* *Waktu saya disuruh memilih 5 katu yang terbaik diantara 41 kartu yang
semuanya baik dan pilihan saya waktu itu ( betul2 dari hati ) adalah:*
1.KELUARGA
2.KEJUJURAN
3.KEMERDEKAAN
4.INTEGRITAS
5.INOVASI
yang kebetulan tidak jauh berbeda dari yg bapak anjurkan.dan sejak detik itu
ke 5 prinsip ini betul2 saya pegang teguh didalam membina
rumah tangga dan dalam menjalankan perusahaan saya.

*- Tinggalkan " RIBA " mulai detik ini
- Dikala hutang anda lancar itu adalah masalah anda tapi dikala hutang itu
macet itu adalah masalah bank* ( untuk kata2 semacam ini saja,saya
merasa mendapatkannya dengan harga yg sangat murah sekali karna
hannya mengeluarkan dana Rp.600.000,- )kalau boleh saya
menyampaikan.kalaupun saya hannya mendapatkan satu kalimat ini thok selama
tiga hari di Lorin saya merasa telah beruntung banyak.
*- Fokuskan energi dan pikiran kita 80% untuk peluang dan yang 20%nya untuk
menyelesaikan masalah.
- kembali kepada tuntunan Nabi " MUHAMMAD " SAW
- selamatkan cash yang ada.

*keenam unsur ini hannya sebagian kecil dari apa yang bapak sampaikan,tapi
begitu saya terapkan.Masya Allah,perubahan yang sangat...sangat luar biasa
yang terjadi dalam rumah tangga dan usaha saya.
Alhamdulillah sekarang usaha saya sudah berjalan normal bahkan omsetnya 5
kali lipat dari waktu sebelum usaha saya goyang.
saya punya suplayer barang import tas dan bahan baku tas yang sangat percaya
kepada saya ( sekarang dia bahkan mau memasok barang hingga benilai
berratus-ratus juta kepada saya tanpa ada perjanjian pasti seberapa lama
saya dikasih tenggang waktu harus melunaskan.) yang penting prinsipnya
begitu saya ada uang atau dikala barang
yang dia kirim sudah menjadi uang tunai saya baru mentransfernya.bahkan
nilainya sampai milyaranpun dia tidak ada keraguan kepada saya.
kadang saya berpikir apakah ini yang dimaksudkan bapak untuk mencari "
INVESTOR ".
padahal supplayer saya ini saya baru kenal sebulan setelah mengikuti
workshop IIBF.dan itupun lewat telepon.
awal hubungan,satu sampai tiga kali saya memang harus mentrasfer uang dulu
baru dia mengirimkan barang.itupun nilainya kecil,karena saya hannya punya
sisa2 cash.
tapi setelah tahap ketiga dia sendiri yang meminta saya untuk menjualnya
dulu,setelah menjadi uang baru ditransfer.
akhirnya saya menyimpulkan,seperti yang bapak katakan " JIKA SEMUA KITA
LAKUKAN HANNYA KARENA ALLAH,NISCAYA ALLAH AKAN MEMBERIKAN
KEMUDAH2ANNYA.tinggal sekarang bagaimana saya menjaga reputasi saya
dihadapan ALLAH dan dihati supllayer saya.
sayapun punya prinsip " *berikanlah kasih sayang sebesar-besar kepada anak
dan istrimu maka ALLAH akan membukakan pintu rezki bagimu dan keluargamu "
*
bahkan saya juga diberi pintu rezki yang betul-betul tidak saya sangka2,
baru dua minggu yang lewat datang perwakilan utusan dari pihak Korea kerumah
saya,mereka menawarkan kerjasama dalam bentuk,mereka akan mengotrak saya
untuk awal selama 5 tahun,saya harus memproduksi produk polo quantitynya
150.000 pcs/bln.semua bahan baku dari pihak korea.
yang kalau saya perhitungkan secara teknis untuk mencapai target tersebut
bisa menyerap tenaga kerja -+ 300 orang.
masalah tempat saya sudah punya pandangan luasnya -+ 3.000m ,mengenai mesin
saya sudah menerangkan kepada perusahaan mesin juki dan mereka siap bekerja
sama.
tinggal sekarang saya menunggu kesepakatan dari pihak-pihak yang terkait
untuk menyetujui sistem kerja yang saya tawarkan.
karena pengalaman berbulan2 mengurusi masalah tambang diatas,saya jadi
mengerti untuk mengerjakan proyek besar semua harus terbuka didepan semua
pihak yang terkait harus mendapatkan bagian sesuai porsinya,jika ada salah
satu pihak yg tidak mendapatkan sesuai haknya akan menjadi masalah
dibelakang hari.dan sitem kerja juga mengantisipasi sebesar apapun resiko
harus yang dalam kendali kita.

jauh diluar bayangan saya bahkan bermimpipun tidak,saya akan menemui peluang
dan rezeki seluas ini.jika bukan karena kuasa ALLAH.
padahal bagaimana berat dan paniknya saya dulu karena sudah tidak dapat
mengajukan utang untuk menjalankan usaha saya.
saking paniknya dulu saya pernah berpikir akan menjual sebelah ginjal saya (
sudah saya telusuri di internet ),bahkan teman saya pernah mengajak saya
untuk merampok,kebetulan karena dari kecil saya hidup dijalan dan saya
datang dari keluarga yang terkucil karena kemiskinan kami.
jadi karena kerasnya kehidupan saya memang banyak kenal bandit-bandit kelas
kakap.bahkan saya punya link mencari orang yang mau membunuh hannya dibayar
Rp.500.000,- yang penting baginya ada ongkos masuk penjara,karena mereka
bepikir jauh lebih mudah mencari uang dari balik jeruji dari pada di alam
bebas,dengan catatan masuk penjaranya bukan karena kasus asusila.
disa'at-sa'at susah itu saya merasa iman sayapun mulai terkikis,dan saya
hampir saja melakukan tindakan yang tidak saja akan mencelakakan saya tapi
juga anak dan istri saya.makanya saya besyukur sekali karena allah menuntun
saya untuk mempertemukan saya dengan bapak Ir.Heppy Trenggono.

Saya ingin ikut berdakwah pak,karena tidaklebih hannya ingin berbagi bagaimana hasilnya jika kita menjalankan sesuai
dengan apa yang bapak anjurkan di workshop2 bapak,dan bagaimana kita bisa
terperosok dengan kartu kredit/KTA.bagaimana rasa dan cara menghadapi DC.
jadi intinya saya ingin berbagi bagaimana caranya keluar dari masalah sesuai
anjuran bapak.jadi bukan mau memamerkan apa sekarang yang saya dapat.karena
saya yakin buaaaaanyak sekali korban2 sepeti saya dari workshop2 yang
mengajarkan bagaimana mencari utang sebanyak-banyaknya.dan saya yakin
korbannya sudah ribuan
dan saya tidak pernah memandang remeh orang yang dalam posisi dibawah (
biasanya orang2 yg posisinya dibawah adalah orang yg lagi dekat2nya dg
tuhan)tergantung orang tersebut apakah dia memposisikan diri seperti telor
yang begitu jatuh langsung " PROOk " tidak bangkit lagi atau dia
memposisikan diri seperti bola pimpong semakin keras tuhan membanting
kebawah semakin cepat dia melontar keatas.dan bagi saya orang2 yang sedang
dibawah adalah orang2 yang sedang kuat2nya untuk bersiap melontar keatas
setinggi mungkin,"INSYA ALLAH "
*" yang pasti kesimpulan saya workshop yang benar menurut agama adalah
worksop yg diprakarsai oleh IIBF "*

banyak yang ingin saya ungkapkan kepada bapak,dari dulu saya coba2 mencuri
waktu untuk bisa berbicara banyak tapi keadaan belu mengizinkan.
insya allah lain waktu bapak mau memberikan sedikit waktu buat saya,
*sekali lagi saya (censored) beserta keluarga menghaturkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya.


wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabbarakathuh

hormat saya : (censored) Sahabat dari Solo

Facebook Fan Page Strategy: Lack of Goals | NavinoT

Sekarang mungkin kata “Facebook Fan Page” bukan lagi hal baru. PopularitasFacebook di Indonesia yang notabene berjumlah sangat besar itu, semakin memikat para brand owner (termasuk personal branding) untuk berpartisipasi.

Bentuk dari partisipasi tersebut juga bermacam-macam. Beberapa dengan kreatif melakukan kampanye social media, tapi juga tidak banyak yang tidak terlalu sukses dengan aksinya di Facebook.

Dari begitu banyak fan page yang beredar, ternyata tidak terlalu banyak yang memiliki fans lebih dari 1000 orang (termasuk fan page NavinoT). Menurut pengamatan, beberapa hanya sekedar berpartisipasi, tanpa tujuan dan strategi yang jelas. Mereka melakukan karena alasan Facebook sudah mainstream dan semua pengguna internet sudah pasti pengguna facebook. Beberapa melakukannya karena “melihat si dia di sana, maka saya-pun harus di sana”. Begitulah kira-kiranya.

Untuk menggunakan fasilitas Facebook fan page secara optimal, harus dimulai dengan menetapkan tujuan. Apa yang kiranya ingin kita capai, dalam waktu dekat, periode tertentu, atau dalam jangka panjang? Berikut beberapa contoh yang kiranya bisa jadi panduan:

1. Brand Awareness - Tujuan yang satu ini saya rasa adalah alasan paling gampang dan banyak digunakan oleh media untuk memikat pemasang iklan. Sayangnya, langkah ini juga menuntut strategi dan kontrol, tidak hanya sekedar membuat fan page tanpa dirawat.

2. Engagement – Kata kunci yang satu ini lagi nge-tren di pembicaraan social media, terutama yang terkait masalah ROI (Return of Investment). Banyak yang menganggap bahwa kampanye social media itu sulit diukur hasilnya. Beberapa menyatakan bahwa engagement adalah hasil yang pantas dipertimbangkan. Karena pengguna tidak hanya mendengar atau melihat, namun juga berinteraksi.

3. Leads / Referrals – Jumlah fans bukanlah pertanda kesuksesan suatu kampanye, meskipun semakin banyak fans cenderung lebih sukses. Beberapa kampanye yang mengharapkan leads, referrals, atau traffics, jauh lebih penting daripada interaksi pengguna di Facebook fan page. Bahkan beberapa malah gagal untuk membawa interaksi tersebut kembali ke situs resmi mereka. Jadinya ramai di Facebook, situs resmi masih saja sepi.

4. Survey & Feedback – Beberapa justru menggunakan Facebook fan page sebagai media untuk melakukan survei, sekaligus minta pendapat akan produk / layanan mereka. Tentu saja ini bisa merupakan pedang bermata dua, karena selain publikasi, opini yang masuk lewat jalur umum justru bisa merusak reputasi.

5. Recruiting – Beberapa brand owner bahkan menggunakan Facebook fan page sebagai media untuk mencari bakat. Kedekatan para pengguna dengan suatubrand dianggap lebih menjanjikan untuk mencari sumber daya manusia yang lebih bermutu. Gratis pula! :)

Selain harus mempunyai tujuan yang jelas, kampanye lewat Facebook fan page juga menuntut perawatan, alias diurus dengan keseriusan. Tidak heran para brand owner menyewa agency untuk mengurus akun sosial media mereka. Namun tidak perlu bingung, beberapa hal dasar berikut perlu diperhatikan, agar kinerja Facebook fan page bisa berfungsi normal lumayan.

1. Interactions – Social media adalah sebuah percakapan, oleh karena itu tiap komentar, tanggapan, atau pertanyaan dari para pengguna perlu dijawab sepenuhnya.

2. Contents – Semua percakapan perlu topik atau bahan omongan. Oleh karena itu cobalah untuk menyajikan topik yang menarik, kreatif, yang mengundang respon pengguna.

3. Timing – Jam kerja di siang hari tentunya lebih ramai, dibanding malam hari. (Bukannya jam kerja?) Oleh karena itu prioritaskan jam siang. Perlu diingat, coba amati terlebih dahulu apakah memang rutinitas pengguna Anda memang aktif di siang hari. Komunitas seperti freelancer justru lebih aktif di malam hari. :)

4. It’s Not Always Free – Banyak yang menganggap kampanye di Facebook itu gratis, dan tidak perlu biaya. Memang tidak ada tarif harga untuk berpartisipasi. Namun untuk meraih tingkat kesuksesan tertentu juga tidak bisa lepas dari kebutuhan akan biaya.

Satu hal yang menarik perhatian adalah adanya faktor tipping point, dimana fan page akan mulai tumbuh secara sendirinya. Oleh karena itu jangan putus asa di masa-masa awal, bila jumlah fans masih sedikit.

So, what is your strategy? What is your goal? Care to share?